Kabupaten
Lumajang
A.
Geografis:
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53' - 113°23' Bujur
Timur dan 7°54' - 8°23' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten
Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur
karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu:
·
Gunung
Lamongan (1.668 m)
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten
Lumajang adalah sebagai berikut:
B.
Sejarah:
Lumajang
memiliki nama kuno "Lamajang" berasal dari kata Luma artinya rumah
dan Hyang artinya Dewa. Jadi Lamajang artinya rumahnya para Dewa.Lamajang
secara resmi dikenal pada tahun 1255 masehi dengan adanya Prasasti Mula
Malurung dimana daerah ini menjadi daerah bawahan Kerajaan Singosari dan
diperintah oleh Adipati Nararya Kirana.
Pada masa
Kerajaan Singosari, Lamajang begitu penting karena ada 2 fungsi.Pertama sebagai
penghasil pertanian yang makmur.Kedua sebagai pusar pertahanan dalam menghadapi
wilayah timur Kerajaan.
Lumajang
juga dikenal dengan sebutan "Virabhumi/Wirabhumi", Wira = Kesatria
dan Bhumi = Wilayah atau Daerah. Ini berarti Lumajang bisa diartikan daerah
para kersatria atau bumi kesatria. Sungguh luar biasa, nilai sejarah Lumajang
dimasa lalu ini
Pada 1295
masehi Lamajang menjadi Kerajaan yang berdaulat dengan Prabu Arya Wiraraja
sebagai rajanya.Beliau memerintah wilayah Tiga Juru (Lamajang, Panarukan dan
Blambangan atau wilayah tapal kuda sekarang) ditambah Madura dan banyak
menanamkan pengaruh di Bali.
Kerajaan
Lamajang ini ber- ibu kota di daerah Dusun Biting Desa Kutorenon Kabupaten
Lumajang sekarang. Arya Wiraraja meninggal pada tahun 1316 masehi dalam usia 87
tahun.
Patih
Nambi sebagai salah satu putra beliau pulang ke Lamajang untuk mengadakan
upacara dukacita dan diserang majapahit dengan mendadak.Lamajang jatuh karena
tidak ada persiapan perang.Fitnah ini membawa bencana.Tujuh menteri utama
Majapahit yang juga teman2 seperjuangan Raden Wijaya yang tidak puas pada
keputusan memalukan ini ikut gugur di Lamajang membela patih Nambi.
Perang
Lamajang tahun 1316 mempengaruhi peperangan yang lain di wilayah bekas Kerajaan
ini seperti Perang Lasem yang dipimpin teman seperjuangan radeng Wijaya yaitu
Ra Semi (1318 m), perang Kuti yang akhirnya membuat raja melarikan diri ke luar
kota Majapahit dan diselamatkan Bekel Gajah Mada (1319 m), Perang sadeng (1328
m) dan perang Keta (1328).Perang ini terjadi karena sebuah fitnah pada tokoh
Lumajang dizaman kerajaan majapahit oleh Ramapatih.
Setelah
Majapahit besar Lamajang yang sudah berganti menjadi Wirabhumi sekali lagi memberontak
dan menimbulkan Perang Paregreg yang akhirnya melemahkan Majapahit. Kebesaran
dan kekuatan ideologi kerajaan Lamajang ini bertahan sampai tahun 1620 an dimana
Lamajang sebagai pusat pertahanan Kerajaan Hindu di Jawa bagian timur di
hancurkan oleh Sultan Agung dan Ibu kota Lamajang di daerah Biting dibakar
dikenal dengan Kotaraja kobong (Ketonon dalam bahasa madura) dan kini dikenal dengan
Desa Kutorenin.
Pada masa
pemerintahan Kolonial, belanda yang tahu akan kebesaran sejarah Lamajang itu
tidak mau membuka daerah ini lebih besar. Lamajang ditaruh dibawah pemrintahan
Afdelling Probolingga dan pada tahun 1929 diresmikan nama baru menjadi
Kabupaten Lumajang dan KRT Kertao Adirejo sebagai regent pertama. Bahkan
prasasti Lumajang dizaman kolonial sebuah candi buatan di sebelah utara
alun-alun.
C.
Perdagangan
dan Perindustrian
Kabupaten
Lumajang merupakan daerah agrobis diwilayah jawa timur, sehingga potensi
investasi perindustrian dan perdagangan dominan berbasis hasil olahan dari
komoditi pertanian dan perkayuan. Seperti keripik, gula kelapa, log kayu,
Kerajinan kayu dan mebel. Keberadaan Gunung Semeru ternyata membawa berkah
sendiri terhadap lahan pertanian dikabupaten lumajang yang subur sehingga
menghasilkan panen komoditi pertanian yang melimpah seperti, kedelai, kelapa,
padi, ubi kayu, jagung, pisang, kacang tanah dan Kayu-kayuan. Tercatat jumlah
sentra industri yang berbasis hasil olahan dari pertanian di kabupaten lumajang
mencapai 55 sentra yang menyerap 5.753 tenaga kerja dari total 110 industri dan
9.972 tenaga kerja di kabupaten lumajang.
Disamping itu Kabupaten Lumajang terkenal dengan produk unggulannya 'Pisang Agung dan Pisang Mas Kirana' yang sudah diakui oleh konsumen dan perdagangannya sudah mencapai luar kota. Pisang Mas Kirana diminati konsumen karena, Rasanya manis dan legit serta tahan lama. Daya simpan sampai 30 hari pada suhu 20oC dan 15 hari pada suhu ruangan. Lewat dari itu, kulit dipenuhi bintik hitam, tapi buahnya masih legit dan tambah manis.
Disamping itu Kabupaten Lumajang terkenal dengan produk unggulannya 'Pisang Agung dan Pisang Mas Kirana' yang sudah diakui oleh konsumen dan perdagangannya sudah mencapai luar kota. Pisang Mas Kirana diminati konsumen karena, Rasanya manis dan legit serta tahan lama. Daya simpan sampai 30 hari pada suhu 20oC dan 15 hari pada suhu ruangan. Lewat dari itu, kulit dipenuhi bintik hitam, tapi buahnya masih legit dan tambah manis.
Kabupaten
Lumajang merupakan sentra industri perak.Sentra industri perak menyebar di desa
Pulo, desa Gesang, desa Jokarto dan desa Besuk.Mutu dan kualitas kerajinan
perak terkenal baik di dalam dan luar negeri karena didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas.Kapasitas produksi mencapai 11.721 kg per hari dengan
total nilai investasi Rp 929.379.000.
Produk-produk
tersebut diatas merupakan beberapa contoh hasil perdagangan dari industri di
Kabupaten Lumajang dan masih banyak produk-produk lain yang juga menjanjikan
untuk investasi.
D.
Agama
Mayoritas penduduk
KabupatenLumajang adalah pemeluk agama Islam 98,00 %, diikuti Protestan 0,96%,
Katolik 0,37 %, Hindu 0,60 % danBudha 0,00 %.
E.
Bentang
Alam
Lumajang
merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan tapal kuda
Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten
Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan
Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo
(2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah
gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Kabupaten
Lumajang mempunyai 31 sungai dan 6 air terjun. Selain itu juga terdapat danau (ranu)
yakni Ranu Pakis, Ranu Klakah
dan Ranu Bedali di kecamatan Klakah serta Ranu Pane dan Ranu Gumbolo di kecamatan
Senduro.
Sungai-sungai
besar dengan daerah aliran di lumajang dan sekitarnya antara lain Sungai Besuk
Sat, Sungai Bondoyudo, Sungai Kaliasem, Sungai Kalimujur, Sungai Kali Pancing
dan Sungai Rejali yang hampir kesemuanya bermuara di Pantai Laut Selatan.
Bagian
timur laut adalah ujung barat Pegunungan Iyang.Bagian
Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai
seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg.Dilingkaran
pegunungan semeru terdapat daerah piket nol yang menjadi puncak tertinggi di
lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah
Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber Deling
yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu yang
menjadi habibat bagi kawanan kera dan ribuan kelelawar (keloang). Terdapat juga
sebuah tempat wisata mata air suci dan pura watu klosot di Pasrujambe yang
menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali. Ketinggian daerah
Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dengan daerah yang terluas adalah
pada ketinggian 100-500 m dari permukaan laut 63.405,50 Ha (35,40 %) dan
yang tersempit adalah pada ketinggian 0-25 m dpl yaitu 19.722,45 Ha atau
11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
F.
Kebudayaan
Kesenian
gelipang adalah suatu bentuk tarian tradisional yang menggambarkan sosok
seorang kesatria dengan membawa senjata lengkap berjalan dengan tegapnya serta
melakukan gerakan seolah-olah seperti tentara yang lagi latihan perang.Atraksi
gelipang dimulai dengan persiapan barisan yang diselingi bunyi letusan senapan
yang berasal dari petasan atau mercon.Tarian gelipang diringi oleh instrumen
musik diantaranya jidur/bedug, terbang dan sepasang gendang.
Tari
topeng Kaliwungu ini berangkat dari pertunjukan wayang topeng yang ada di desa
Kaliwungu Kabupaten Lumajang.Tarian topeng ini pada mulanya sebagai bagian dari
pertunjukan sandur di Lumajang, terutama ditampikan pada bagian awal. Bagian
dari penyajian yang umumnya digunakan untuk mengawali pertunjukan tersebut
diangkat sebagai tarian lepas dengan nema Topeng Kaliwungu. Kini tariannya
telah diselamatkan menjadi materi pembelajaran di Sekolah Tinggi Kesenian
Wilwatikta, sementara di Kaliwungu sendiri sudah tidak ada penerusnya.
Kuda
Kencak Lumajang.Kuda itu berjoget tiada henti, dengan mengangguk-nganggukkan
kepalanya dan menggoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti irama gamelan.Di
lumajang terdapat sebuah kesenian yang sangat digemari oleh anak-anak bahkan
juga oleh orang tua, yaitu kesenian kuda kencak.Biasanya kuda kencak itu
dipertontonkan bila ada orang punya hajatan mengkhitan anaknya. Dimana sang
anak akan dinaikkan kuda kencak bersama-sama saudara saudaranya.
Tari
Godril Lumajangan berkisah tentang pergaulan manusia di dunia.
Rencananya tari Godril dibawakan oleh penari anak-anak untuk menghibur umat Hindu Bali yang melakukan ritual ke agamaan.Tari Godril khas Lumajangan diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan. Sehingga wisatawan yang datang ke Lumajang, akan kembali lagi untuk menikmati obyek wisata dan budaya di kaki Gunung Semeru ini.
Rencananya tari Godril dibawakan oleh penari anak-anak untuk menghibur umat Hindu Bali yang melakukan ritual ke agamaan.Tari Godril khas Lumajangan diharapkan bisa menjadi daya tarik wisatawan. Sehingga wisatawan yang datang ke Lumajang, akan kembali lagi untuk menikmati obyek wisata dan budaya di kaki Gunung Semeru ini.
G.
Bahasa
Penduduk
Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama
mayoritas adalah Islam.Di
Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari,
dan sekitarnya), terdapat masyarakat Tengger
yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
H.
Pertanian
Produksi
padipada tahun 2011 mencapai 4.339.072kwintal, dengan luas panen 73.706 Hadan
produktivitasnya 58,87 Kw/Ha.Luas panen yang terbesar berada dikecamatan
Candipuro sebesar 10.833Ha, sedangkan produktivitas tertinggiberada di
kecamatan Yosowilangunyang mencapai 63,99 Kw/Ha.
Sedangkan
untuk produksijagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi
jalar masing-masing adalah 1.458.975 kwintal; 42.665 kwintal; 51.967 kwintal;
663 kwintal; 415.407 kwintal, serta 88.414 kwintal.
Referensi:
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/35/name/jawa-timur/detail/3508/lumajang
cukup bangga dengan kesenian Lumajang, namun kaum muda ayolah bersama kita lestarikan kesenian Lumajang yang di era sekarang ini sudah mengalami kepunahan.. karena semuanya ujung tombaknya ada di pemuda-pemudi pribumi Lumajang... semangatttt kita berjuang bersama demi Lumajang Berseri.......
BalasHapus