SURVEY FOTOGRAMETRI UNTUK PROYEK
PEMASANGAN PIPA PADA JALUR IRAN-TURKI-EROPA
A. Data
Foto Udara
Pesawat
dan Modelnya : CESSNA T206
Tale
Number (Sign) :
TC-KFZ
GPS-IMU
:
APPLANIX 410
Digital
Camera :
Vexcel UltraCam-X
Fokus
Lensa :
100.5 mm
Ukuran
Foto Udara :
14430 x 9420 pixels
Image
Sensor Size :
7.2 micron x 7.2 micron (as pixel size)
Ground
Sampling Distance (GSD) : 15 cm
Forward
Overlap // Sidelap : 65% // 30 %
Tinggi
Terbang :
2100 m (Above Mean Ground Level)
B. Metode
Metodelogi
yang digunakan dalam rencana jalur pipa
sepanjang 17 km dari Irak-Turki-Eropa yaitu:
Penjelasan
Diagram
1.
Penentuan
Titik Kontrol
Penentuan
titik kontrol di lapangan sangatlah penting dilakukan. Penentuan titik kontrol
dan pemasangannya harus dilakukan sebelum penerbangan dilakukan. selain itu
peletakan titik kontrol dilapangan harus berada pada tepi kolom terbang.
2.
Perijinan
Penerbangan Pesawat
Dalam
pekerjaan ini rute penerbangan melewati beberapa negara sekaligus sehingga
perlu dilakukan perijinan kepada instansi terkait yang berada di masing-masing
negara yang bersangkutan.
3.
Perencanaan
Penerbangan
Perencanaan
meliputi waktu terbang dan waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data. Waktu
terbang sangatlah penting utuk ditentukan karena berhubungan dengan perijinan
yang dilakukan.
4.
Pengambilan
data
Sebelum melakukan
pemotretan foto udara, disediakan dulu peta dasar yang mencakup daerah yang
akan dipetakan. Peta dasar ini didapat dari image google earth. Dari image
google earth ini kemudian dibuat jalur penerbangan yang sudah dijelaskan dalam
tahap sebelumnya.
Dalam
Pengambilan data pada pekerjaan ini, jalur pipa dibagi menjadi 16 blok.
Pemotretan udara dilakukan dengan membagi kolom terbang menjadi 2 kolom terbang
dalam setiap bloknya. Pengambilan data dilakukan dengan kamera Vexcel UltraCam-X
yang melingkupi lebar rute pipa 1.3 km.
5.
Triangulasi
Fotogrametri dan Pengolahan Data
Setelah
pengambilan data langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengolahan data dan
triangulasi fotogrametri. Triangualsi fotogrametri bertujuan untuk menetukan
memberikan orientasi yang absolute terhadap model fotogrametri. Sedangkan
pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan membuat
mozaik foto udara. Bahwa mozaik foto udara merupakan gabungan dari dua atau
lebih foto udara yang saling bertampalan sehingga menghasilkan paduan citra
yang berkesinambungan dan menampilkan
daerah yang lebih luas
6.
Pembuatan
Peta
Setelah
data diambil dan dilakukan triangulasi dan pengolahan maka peta dapat dibuat.
Peta yang akan dibuat terdiri dari dua macam peta yaitu peta ortho photo dan
peta vector fotogrametri dimana keduanya memiliki skala 1:2000. DTM dan DEM ,
yang akan diproduksi dari Model stereo
fotogrametri yang digunakan untuk
memproduksi orthophotos peta vector digital
a.
Digital
orthophoto dan DEM dari generasi ortofoto ,
b.
Produksi
DTM dari Model Stereo ,
c.
peta
vektor digital fotogrametris minimum diproduksi dengan 500 m lebar pemetaan
koridor dengan menggabungkan data planimetris dari stereo dan data kontur
berasal dari pengamatan Model Stereo .
C. Pengolahan
Data
Pengolahan
data dari foto udara yang diperoleh yaitu:
1.
System
koordinat, skala dan titik fokus
Dalam pekerjaan ini jalur pipa ini jatuh pada 4 zona
UTM (35-36-37-38). Untuk rencana penerbangan digunakan koordinat pada database
Peta topografi skala 1:25000 yaitu ED05. Sistem koordinat ED05 ditransformasikan
kedalam WGS-84 karena Flight Management
System (FMS) menggunakan WGS-84.
Dalam
perhitungan skala dilakukanpengambilan sampel di lapangan. Pengambilan sempel
dilapangan mendapatkan Ground Sampling
Distance (GSD) ditentukan 15 cm dari peta yang dibutuhkan yaitu 1:2000
Penentuan
titik focus pada gambar dilakukan dengan bantuan GPS.
2.
Triangulasi
Triangualsi fotogrametri bertujuan untuk menetukan
memberikan orientasi yang absolute terhadap model fotogrametri.
Dalam perhitungan koordinat foto udara dilakukan
dengan program MATCH AT berdasarkan metode perataan terikat dan parameter yang
ada. Dengan metode perataan terikat,
sebelum dilakukan perataan kuadrat terkecil terlebih dahulu data dihilangkan
dari kesalahan besar dengan estimasi algoritma robust. Dalam prosedur perataan
parameter yang dieliminasi yaitu refraksi matahari, kesalahan karena lengkung
bumi. Selain itu kesalahan alat juga harus diperhitungkan dalam perataan.
Kesalahan alat yang perlu dihilangkan yaitu :
Self-Calibration
• GPS-Mode
• Drift-Mode
• GPS-Antenna eccentricity
• INS-Mode
• INS-Rotational angle limit
Orientasi relatif
dilakukan dengan menggunakan metode iteratif yang menghitung estimator
kesalahan keseluruhan blok penyesuaian
, dan akar kuadrat rata-rata kesalahan ( RMS ) dari masing-masing dasi titik yang digunakan. Berikut ini disajikan perataan dari data
hasil pemotretan udara.
3.
Peta
orthopoto
Parameter orientasi exterior (ΔX, ΔY,ΔZ, Ω, Φ, Κ)
untuk masing-masing foto udara harus ada untuk membuat model stereo dari foto
udara itu sendiri. Kemudian Parameter tersebut di import kedalam MACHT AT.
Digital Terrain Model data dapat diperoleh secara
otomatis atau secara manual tergantung dari struktur morfologi dari terrain.
Data morfologi yang ingin diperoleh dalam bentuk 3 dimensi yaitu sungai,
jembatan, jalan bukit, lereng harus ditambahkan ke Digital Terrain Model dan
dari model yang dibuat harus dipastikan pada topografi yang memiliki bayangan
yang sama. Digital Terrain Model seharusnya dibuat dengan format grid dan dapat
dilakukan smoothing tergantung dari struktur terrain tersebut. Point space dari
digital terrain model dalam format grid harus bekisar 15-20 m.
Garis kontur dengan interval 2m dibuat dengan
menerapkan triangulasi dengan memanfaatkan software on Digital Terrain Models yang
kemudian dapat di edit untuk disseuaikan dengan kaidah kartografi.
.
D. Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan fotogrametri beberapa hal langka
yang harus diperhatikan yaitu:
1.
Perencanaan
penerpangan dan pemotretan
2.
Peratanaan
dan triangulasi fotogrametri
3.
Digital
Teraian Model dan pembuatan Garis Kontur
4.
Visualisasi
5.
Perbandingan
dari hasil survey geodetic dan hasil dari studi fotogrametri
6.
Pembuatan
peta orthophoto
E. Analisis
Foto udara sebagai sumber data primer merupakan
sumber data yang banyak memberikan informasi tentang kondisi daerah
perencanaan, melalui proses interpretasi. Data yang dimaksud adalah data
tentang satuan medan yang selanjutnya akan digunakan sebagai satuan pemetaan. Disamping itu foto udara juga dapat digunakan
untuk menyadap data tentang parameter kesesuaian lahan, yang meliputi
kemiringan lereng, aksesbilitas, permukiman dalam bahasan kali ini yaitu
kesesuainya peletakkan pipa.
Dalam pengambilan data atau pemotretan perlu
dilakukan perencanaan yang matang tentang waktu yang dibutuhkan dalam pemotretan,
pemilihan jalur hal ini sangat berkaitan dengan biaya yang dibutuhkan untuk
melakukan pengambilan data. Selain itu kebutuhan data harus disesuaikan dengan
perencanaan jenis kamera, ketinggian terbang, focus kamera yang akan digunakan.
Dalam perpngembilan data/ pemotretan perlu adanya
standar yang digunakan agar data yang dihasilkan sesuai dengan keinginnan. Pada
pengambilan data dan pemrosesan data dalam perencanaan pemasangan ini
menggunakan standart dari negara Turrki. (Pada artikel ini belum dijelaskan
tentang satandar pembuatan peta berdasarkan negara turki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Jejak