Rabu, 03 Desember 2014

RESUME: SURVEY FOTOGRAMETRI UNTUK PROYEK PEMASANGAN PIPA PADA JALUR IRAN-TURKI-EROPA



SURVEY FOTOGRAMETRI UNTUK PROYEK PEMASANGAN PIPA PADA JALUR IRAN-TURKI-EROPA


A.     Data Foto Udara
Pesawat dan  Modelnya                            : CESSNA T206
Tale Number (Sign)                                  : TC-KFZ
GPS-IMU                                      : APPLANIX 410

Digital Camera                                          : Vexcel UltraCam-X
Fokus Lensa                                             : 100.5 mm
Ukuran Foto Udara                                   : 14430 x 9420 pixels
Image Sensor Size                                     : 7.2 micron x 7.2 micron (as pixel size)
Ground Sampling Distance (GSD)            : 15 cm
Forward Overlap   // Sidelap                      : 65% // 30 %
Tinggi Terbang                                          : 2100 m (Above Mean Ground Level)

B.     Metode
Metodelogi yang digunakan dalam rencana  jalur pipa sepanjang 17 km dari Irak-Turki-Eropa yaitu:
Penjelasan Diagram
1.      Penentuan Titik Kontrol
Penentuan titik kontrol di lapangan sangatlah penting dilakukan. Penentuan titik kontrol dan pemasangannya harus dilakukan sebelum penerbangan dilakukan. selain itu peletakan titik kontrol dilapangan harus berada pada tepi kolom terbang.
2.      Perijinan Penerbangan Pesawat
Dalam pekerjaan ini rute penerbangan melewati beberapa negara sekaligus sehingga perlu dilakukan perijinan kepada instansi terkait yang berada di masing-masing negara yang bersangkutan.
3.      Perencanaan Penerbangan
Perencanaan meliputi waktu terbang dan waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data. Waktu terbang sangatlah penting utuk ditentukan karena berhubungan dengan perijinan yang dilakukan.
4.      Pengambilan data
Sebelum melakukan pemotretan foto udara, disediakan dulu peta dasar yang mencakup daerah yang akan dipetakan. Peta dasar ini didapat dari image google earth. Dari image google earth ini kemudian dibuat jalur penerbangan yang sudah dijelaskan dalam tahap sebelumnya. Dalam Pengambilan data pada pekerjaan ini, jalur pipa dibagi menjadi 16 blok. Pemotretan udara dilakukan dengan membagi kolom terbang menjadi 2 kolom terbang dalam setiap bloknya. Pengambilan data dilakukan dengan kamera Vexcel UltraCam-X yang melingkupi lebar rute  pipa 1.3 km.
5.      Triangulasi Fotogrametri dan Pengolahan Data
Setelah pengambilan data langkah selanjutnya yaitu dilakukan pengolahan data dan triangulasi fotogrametri. Triangualsi fotogrametri bertujuan untuk menetukan memberikan orientasi yang absolute terhadap model fotogrametri. Sedangkan pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan membuat mozaik foto udara. Bahwa mozaik foto udara merupakan gabungan dari dua atau lebih foto udara yang saling bertampalan sehingga menghasilkan paduan citra yang berkesinambungan dan menampilkan  daerah yang lebih luas
6.      Pembuatan Peta
Setelah data diambil dan dilakukan triangulasi dan pengolahan maka peta dapat dibuat. Peta yang akan dibuat terdiri dari dua macam peta yaitu peta ortho photo dan peta vector fotogrametri dimana keduanya memiliki skala 1:2000. DTM dan DEM , yang akan diproduksi dari Model  stereo fotogrametri  yang digunakan untuk memproduksi orthophotos peta vector digital
a.       Digital orthophoto dan DEM dari generasi ortofoto ,
b.      Produksi DTM dari Model Stereo ,
c.       peta vektor digital fotogrametris minimum diproduksi dengan 500 m lebar pemetaan koridor dengan menggabungkan data planimetris dari stereo dan data kontur berasal dari pengamatan Model Stereo .

C.     Pengolahan Data
Pengolahan data dari foto udara yang diperoleh yaitu:
1.      System koordinat, skala dan titik fokus
Dalam pekerjaan ini jalur pipa ini jatuh pada 4 zona UTM (35-36-37-38). Untuk rencana penerbangan digunakan koordinat pada database Peta topografi skala 1:25000 yaitu ED05. Sistem koordinat ED05 ditransformasikan kedalam WGS-84 karena Flight Management System (FMS) menggunakan WGS-84.
Dalam perhitungan skala dilakukanpengambilan sampel di lapangan. Pengambilan sempel dilapangan mendapatkan Ground Sampling Distance (GSD) ditentukan 15 cm dari peta yang dibutuhkan yaitu 1:2000
Penentuan titik focus pada gambar dilakukan dengan bantuan GPS.

2.      Triangulasi
Triangualsi fotogrametri bertujuan untuk menetukan memberikan orientasi yang absolute terhadap model fotogrametri.
Dalam perhitungan koordinat foto udara dilakukan dengan program MATCH AT berdasarkan metode perataan terikat dan parameter yang ada.  Dengan metode perataan terikat, sebelum dilakukan perataan kuadrat terkecil terlebih dahulu data dihilangkan dari kesalahan besar dengan estimasi algoritma robust. Dalam prosedur perataan parameter yang dieliminasi yaitu refraksi matahari, kesalahan karena lengkung bumi. Selain itu kesalahan alat juga harus diperhitungkan dalam perataan. Kesalahan alat yang perlu dihilangkan yaitu :
Self-Calibration
• GPS-Mode
• Drift-Mode
• GPS-Antenna eccentricity
• INS-Mode
• INS-Rotational angle limit
Orientasi relatif dilakukan dengan menggunakan metode iteratif yang menghitung estimator kesalahan keseluruhan blok penyesuaian , dan akar kuadrat rata-rata kesalahan ( RMS ) dari masing-masing dasi titik yang digunakan. Berikut ini disajikan perataan dari data hasil pemotretan udara.
 
 

3.      Peta orthopoto
Parameter orientasi exterior (ΔX, ΔY,ΔZ, Ω, Φ, Κ) untuk masing-masing foto udara harus ada untuk membuat model stereo dari foto udara itu sendiri. Kemudian Parameter tersebut di import kedalam MACHT AT.
Digital Terrain Model data dapat diperoleh secara otomatis atau secara manual tergantung dari struktur morfologi dari terrain. Data morfologi yang ingin diperoleh dalam bentuk 3 dimensi yaitu sungai, jembatan, jalan bukit, lereng harus ditambahkan ke Digital Terrain Model dan dari model yang dibuat harus dipastikan pada topografi yang memiliki bayangan yang sama. Digital Terrain Model seharusnya dibuat dengan format grid dan dapat dilakukan smoothing tergantung dari struktur terrain tersebut. Point space dari digital terrain model dalam format grid harus bekisar 15-20 m.
Garis kontur dengan interval 2m dibuat dengan menerapkan triangulasi dengan memanfaatkan software on Digital Terrain Models yang kemudian dapat di edit untuk disseuaikan dengan kaidah kartografi.
.
D.     Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan fotogrametri beberapa hal langka yang harus diperhatikan yaitu:
1.      Perencanaan penerpangan dan pemotretan
2.      Peratanaan dan triangulasi fotogrametri
3.      Digital Teraian Model dan pembuatan Garis Kontur
4.      Visualisasi
5.      Perbandingan dari hasil survey geodetic dan hasil dari studi fotogrametri
6.      Pembuatan peta orthophoto

E.     Analisis
Foto udara sebagai sumber data primer merupakan sumber data yang banyak memberikan informasi tentang kondisi daerah perencanaan, melalui proses interpretasi. Data yang dimaksud adalah data tentang satuan medan yang selanjutnya akan digunakan sebagai satuan pemetaan.  Disamping itu foto udara juga dapat digunakan untuk menyadap data tentang parameter kesesuaian lahan, yang meliputi kemiringan lereng, aksesbilitas, permukiman dalam bahasan kali ini yaitu kesesuainya peletakkan pipa.
Dalam pengambilan data atau pemotretan perlu dilakukan perencanaan yang matang tentang waktu yang dibutuhkan dalam pemotretan, pemilihan jalur hal ini sangat berkaitan dengan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengambilan data. Selain itu kebutuhan data harus disesuaikan dengan perencanaan jenis kamera, ketinggian terbang, focus kamera yang akan digunakan.
Dalam perpngembilan data/ pemotretan perlu adanya standar yang digunakan agar data yang dihasilkan sesuai dengan keinginnan. Pada pengambilan data dan pemrosesan data dalam perencanaan pemasangan ini menggunakan standart dari negara Turrki. (Pada artikel ini belum dijelaskan tentang satandar pembuatan peta berdasarkan negara turki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Jejak